Relaksasi Impor Truk Bekas: Ancaman bagi Industri Truk Nasional?
Pasar kendaraan niaga di Indonesia tengah menghadapi tantangan berat. Penjualan truk nasional periode Januari-Juni 2024 merosot 23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Salah satu biang keladinya ditengarai adalah kebijakan relaksasi impor truk bekas.
Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Nasional, menyoroti bahwa penurunan penjualan paling signifikan terjadi pada segmen truk besar dengan bobot di atas 24 ton. Penurunan di segmen ini bahkan mencapai 32%.
Fenomena ini tentu saja memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri truk dalam negeri. Kemudahan akses terhadap truk bekas impor dikhawatirkan akan semakin menekan pasar truk lokal. Pasalnya, konsumen cenderung tergiur dengan harga truk bekas impor yang lebih murah meskipun spesifikasinya mirip dengan truk baru.
Kekhawatiran ini diamini oleh salah satu produsen truk di Indonesia. "Kebijakan relaksasi impor truk bekas menambah tekanan bagi industri truk dalam negeri. Konsumen mungkin tertarik dengan truk bekas impor karena spesifikasinya yang serupa dengan truk baru, namun dengan harga yang lebih terjangkau," ujar sumber tersebut.
Selain mengancam pangsa pasar, serbuan truk bekas impor juga dituding dapat memicu persaingan yang tidak sehat di pasar kendaraan komersial. Hal ini dikarenakan disparitas harga yang cukup signifikan antara truk baru dan truk bekas impor, sehingga dapat memaksa produsen lokal untuk memangkas harga jual dan berpotensi menggerus margin keuntungan.
Di sisi lain, produsen truk lokal juga menyoroti minimnya dukungan layanan purnajual yang diberikan oleh importir truk bekas. "Truk bekas juga tidak memberikan dukungan layanan purnajual kepada konsumen seperti yang biasa kami berikan," tambah sumber tersebut.
Para pengamat industri otomotif pun angkat bicara. Yannes Martinus Pasaribu, misalnya, mendorong pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan relaksasi impor truk bekas. Ia berpendapat bahwa pemerintah perlu memprioritaskan perlindungan terhadap industri truk nasional dari gempuran persaingan yang tidak sehat.
Senada dengan Yannes, produsen truk lokal juga berharap pemerintah dapat menerbitkan kebijakan yang berpihak pada industri dalam negeri dan mendorong penggunaan truk lokal. Hal ini penting untuk menjaga keberlangsungan industri otomotif nasional dan melindungi pasar dari serbuan produk impor.
What's Your Reaction?