OJK Wajibkan Bank Bergabung dalam Satgas Anti-Scam Center
Di tengah maraknya penipuan digital yang meresahkan masyarakat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah tegas dengan mewajibkan seluruh bank untuk bergabung dalam Satgas Anti-Scam Center. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Friderica Widyasari Dewi, yang menekankan urgensi kolaborasi dalam memerangi kejahatan siber.
Friderica mengungkapkan, "Iya harus ikut. (Semua bank) harus menjadi anggota Satgas Anti-Scam Center," dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) di Jakarta, pada Senin, 28 Agustus 2023. Satgas ini dibentuk sebagai respons atas instruksi Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan perlindungan masyarakat dari ancaman penipuan daring yang semakin masif.
"Ini sudah sangat sering terjadi hampir setiap hari kita mendengar orang, misalnya OTP-nya kecuri, uangnya hilang dan lain-lain. Ini sudah kita petakan, nanti akan dibentuk seperti di negara lain," ujar Presiden Jokowi dalam kesempatan terpisah. Beliau mencontohkan Singapura yang sukses menekan angka penipuan online melalui pembentukan Anti-Scam Centre (ASC).
Mekanisme kerja ASC di Singapura melibatkan kolaborasi antara kepolisian dan empat bank besar. Dengan memanfaatkan teknologi Robotic Process Automation (RPA), ASC mampu mengidentifikasi korban penipuan secara real-time. Sistem ini akan mengirimkan notifikasi melalui SMS kepada calon korban, sehingga risiko kerugian finansial dapat diminimalisir. Tak hanya itu, ASC juga aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang modus-modus penipuan terbaru.
Indonesia sendiri telah memiliki Satgas Waspada Investasi (SWI) yang bertugas untuk mencegah dan menangani kasus penipuan investasi ilegal. Namun, Satgas Anti-Scam Center diharapkan memiliki peran yang lebih luas, tidak hanya berfokus pada investasi bodong, tetapi juga mencakup berbagai modus penipuan daring seperti phising, social engineering, dan love scam.
Keberhasilan Satgas Anti-Scam Center tentu tak lepas dari sinergi yang kuat antara OJK, perbankan, dan masyarakat. Edukasi dan literasi digital menjadi kunci penting agar masyarakat lebih waspada terhadap berbagai modus kejahatan siber. Dengan kolaborasi yang solid, diharapkan angka penipuan daring di Indonesia dapat ditekan secara signifikan.
What's Your Reaction?