Wall Street Khawatir, Investasi AI Raksasa Teknologi Belum Menghasilkan Cuan
Pertanyaan besar tengah menghantui para investor di Wall Street: kapan investasi besar-besaran dalam kecerdasan buatan (AI) akan mulai menghasilkan uang? Sejak ChatGPT, chatbot AI yang fenomenal, memicu perlombaan senjata AI 18 bulan lalu, raksasa teknologi seperti Amazon, Google, Microsoft, dan Meta telah menggelontorkan miliaran dolar untuk pengembangan AI, menjanjikan revolusi di setiap industri. Mereka membayangkan AI akan mengubah cara kita bekerja, berbelanja, dan berinteraksi dengan dunia.
Namun, realita saat ini tampaknya jauh dari visi tersebut. Produk AI yang telah diluncurkan, seperti chatbot dengan model monetisasi yang belum jelas, fitur penghematan biaya seperti coding dan layanan pelanggan berbasis AI, serta mesin pencari yang kadang-kadang menghasilkan informasi yang tidak akurat, belum memenuhi harapan investor.
**Keraguan Investor Terhadap Investasi AI**
Para investor mulai resah. Mereka melihat bahwa meskipun telah menghabiskan miliaran dolar, perusahaan-perusahaan teknologi ini belum menghasilkan pendapatan yang signifikan atau produk baru yang benar-benar inovatif dari investasi AI mereka. Keresahan ini tecermin dalam penurunan saham Amazon dan Intel baru-baru ini. Kedua perusahaan ini telah berinvestasi besar-besaran dalam AI, namun belum dapat menunjukkan hasil yang memuaskan.
Keith Weiss, seorang analis dari Morgan Stanley, menyuarakan kekhawatiran ini dalam sebuah panggilan pendapatan Microsoft. Ia mengatakan, "Saat ini, ada perdebatan sengit di industri mengenai apakah monetisasi AI benar-benar akan sepadan dengan biaya pengembangannya." Pertanyaan serupa juga diajukan kepada Sundar Pichai, CEO Google, tentang kapan AI akan mulai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan perusahaan.
Tekad Raksasa Teknologi
Meskipun menghadapi tekanan dari investor, raksasa teknologi tetap teguh pada keyakinan mereka akan potensi AI. Google, Microsoft, dan Meta bahkan mengumumkan rencana untuk meningkatkan investasi mereka dalam infrastruktur dan pengembangan AI. Mereka berargumen bahwa AI adalah investasi jangka panjang dan hasil yang signifikan baru akan terlihat dalam beberapa tahun mendatang.
Susan Li, CFO Meta, menyatakan, "Kami tidak berharap produk AI generatif kami menjadi pendorong pendapatan yang berarti pada tahun 2024. Tapi kami berharap mereka akan membuka peluang pendapatan baru dari waktu ke waktu yang akan memungkinkan kami menghasilkan pengembalian yang solid dari investasi kami."
Tantangan Pengembalian Investasi Jangka Panjang
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan teknologi adalah ketidakcocokan antara ekspektasi investor akan pertumbuhan kuartalan yang cepat dengan jangka waktu panjang yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan memonetisasi teknologi AI.
Gil Luria, seorang analis dari D.A. Davidson, menjelaskan, "Jika Anda akan berinvestasi sekarang dan mendapatkan pengembalian dalam 10 hingga 15 tahun, itu adalah investasi ventura, bukan investasi perusahaan publik. Untuk perusahaan publik, kami berharap mendapatkan pengembalian investasi dalam jangka waktu yang jauh lebih singkat."
Masa Depan Investasi AI
Beberapa analis memprediksi bahwa tekanan dari investor pada akhirnya akan memaksa perusahaan teknologi untuk mengurangi investasi infrastruktur AI mereka pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Mereka berpendapat bahwa tingkat investasi saat ini tidak berkelanjutan.
Namun, raksasa teknologi tetap optimis. Mereka percaya bahwa investasi besar dalam AI saat ini diperlukan untuk memenangkan perlombaan AI dan menjadi pemimpin di masa depan. Mereka bersedia mengambil risiko dalam jangka pendek dengan harapan mendapatkan hasil yang besar dalam jangka panjang.
Meskipun masa depan investasi AI masih belum pasti, satu hal yang jelas: AI adalah teknologi yang sangat menjanjikan dan akan terus menjadi fokus utama bagi raksasa teknologi di tahun-tahun mendatang.
What's Your Reaction?