Ekosistem Haji dan Umrah: Potensi Ekonomi dan Devisa yang Menjanjikan
Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) terus berupaya memperkuat ekosistem haji dan umrah di Indonesia. Upaya ini tidak hanya dilandasi semangat religius, namun juga potensi ekonomi dan devisa yang besar bagi negara. Antusiasme masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah haji sangatlah tinggi, tercermin dari daftar tunggu jamaah yang mencapai jutaan orang.
Salah satu pemain kunci dalam ekosistem ini adalah Bank Syariah Indonesia (BSI). Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI mencatat daftar tunggu haji mencapai sekitar 3,3 juta calon jamaah. Angka ini setara dengan 62% dari total daftar tunggu haji di seluruh Indonesia. “Jadi ada kehidupan kelihatannya perbankan syariah sudah terus mendorong pertumbuhan marketshare,” papar Hery Gunardi, Direktur Utama BSI.
Pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia memang menunjukkan tren positif. Laporan State Global Islamic Economy (SGIE) menempatkan Indonesia di peringkat ketiga dunia dalam hal ekonomi syariah, setelah Malaysia dan Arab Saudi. Hery menambahkan, “Daya tahan ekonomi Indonesia yang baik ini Juga diikuti secara global.
Kerja sama antara BSI dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) menjadi kunci penguatan ekosistem ini. Hery menyebutkan, “Semoga dengan adanya kerja sama ini, dapat memberikan manfaat yang luas bagi seluruh mitra BPKH, khususnya BPS BPIH.”
Peningkatan kualitas layanan dan pengembangan produk-produk keuangan syariah yang inovatif menjadi fokus utama dalam mendorong ekosistem haji dan umrah. Diharapkan, potensi ekonomi dan devisa yang besar dari sektor ini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.
What's Your Reaction?