La Nina Mengancam: Industri Sawit Indonesia Harus Bersiap
Fenomena alam La Nina diprediksi akan kembali menyapa Indonesia pada semester kedua tahun 2024. Kehadiran La Nina, yang ditandai dengan pendinginan suhu muka laut di Samudra Pasifik, selalu mengundang pertanyaan mengenai dampaknya terhadap berbagai sektor, tak terkecuali industri kelapa sawit.
Tungkot, seorang profesional di industri sawit, mengungkapkan optimismenya. Ia menilai La Nina dengan intensitas moderat, terutama jika terjadi pada periode Oktober-Desember, justru dapat menjadi berkah bagi produktivitas sawit. "La Nina sampai level moderat apalagi terjadi pada musim pemupukan yaitu Oktober- Desember akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas sawit.", ujarnya.
Namun, tak semua pihak sependapat. Potensi gangguan pada proses panen dan pengangkutan buah sawit menjadi kekhawatiran tersendiri. Genangan air akibat curah hujan yang tinggi, bahkan banjir, bisa menjadi momok bagi kelancaran operasional. "Yang pasti evakuasi TBS terganggu, apalagi kalau terjadi banjir otomatis akan menghambat transportasi. Sehingga ada kemungkinan terjadi penurunan produksi.", jelas seorang profesional yang enggan disebutkan namanya.
Lebih lanjut, La Nina dengan intensitas ekstrem berpotensi memberikan dampak yang lebih serius. Penurunan produksi TBS tak dapat dihindari jika banjir dan genangan air melumpuhkan aktivitas panen dan pengangkutan. "Jika akhir tahun ini La Nina yang terjadi ekstrim, dapat menurunkan produksi akibat genangan, banjir dan gangguan panen atau pengangkutan TBS dari kebun ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS).", ungkap seorang narasumber.
Menghadapi dinamika La Nina, antisipasi menjadi kunci. Perbaikan sistem manajemen air, seperti pembangunan embung untuk menampung air berlebih, dinilai krusial untuk meminimalisir dampak negatif. "Nina maupun El Nino, dalam jangka pendek hingga menengah perlu perbaikan water manajemen seperti embung-embung untuk menyimpan kelebihan air pada musim La Nina untuk dipergunakan pada musim El Nino," jelas seorang ahli.
Tantangan industri sawit dalam menghadapi La Nina adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara mengoptimalkan potensi positif dan meminimalisir risiko negatif. Diperlukan sinergi antara pelaku industri, pemerintah, dan pihak terkait untuk mewujudkan industri sawit yang tangguh dan berkelanjutan.
What's Your Reaction?